Mampir ke Situs Gunung Padang, Situs Megalitik Terbesar di Asia Tenggara

Mampir ke Situs Gunung Padang, Situs Megalitik Terbesar di Asia Tenggara – Anda pernah mendengar sebuah situs megalitik terbesar se Asia Tenggara? Situs itu dinamakan Situs Gunung Padang. Situs megalitik terbesar se Asia Tenggara itu memiliki luas bangunan 900 meter persegi dengan areal luas sekitar 3 hektar.

Situs Gunung Padang atau situs terbesar se Asia Tenggara tersebut sekarang ini berupa bebatuan yang berserakan. Bangunan punden berundaknya merupakan bangunan berbahan bebatuan vulkanik alami dengan ukuran yang berbeda beda. Bebatuan yang berserakan itu menempati denah ruang yang mengerucut dalam 5 teras. Diperkirakan usia bebatuan itu antara 4000—9000 sebelum masehi.

Situs itu sendiri diperkirakan sudah ada sejak periode 2500—4000 SM. Data ini menunjukkan bahwa Situs Gunung Padang, sudah ada sebelum Candi Borobudur. Situs Gunung Padang, diperkirakan berdiri sejaman dengan bangunan pertama Piramida di Mesir.

Situs megalitik terbesar se Asia Tenggara itu dinamai Situs Gunung Padang karena mengambil nama lokasi yang menjadi letak keberadaan situs tersebut, yakni Gunung Padang. Sementara itu, arti kata padang sendiri mengandung makna terang benderang secara harfiahnya.

Akan tetapi, apabila kata padang dipisahkan akan ditemukan makna yang dalam bahasa Sunda yang  berarti “tempat”, da berarti “besar atau agung,” dan hyang yang berarti “eyang, leluhur.” Dengan demikian, apabila disatukan, Situs Gunung Padang berarti tempat agung para leluhur.

Bebatuan yang ada di Situs Gunung Padang merupakan bebatuan jenis andesit. Masyarakat setempat percaya bahwa batuan andesit itu terlebih dahulu diukir di satu tempat yang kini disebut Kampung Ukir dan dicuci di satu empang yang disebut Kampung Empang. Kampung Ukir dan Kampung Empang berada sekitar 500 meter arah tenggara Situs Megalitik Gunung Padang. Akan tetapi, belum ada yang dapat menjelaskan secara akurat mengapa bebatuan andesit tersebut dapat berserakan di Gunung Padang.

Situs Gunung Padang pertama kali termuat dalam Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD) atau Buletin Dinas Kepurbakalaan pemerintah Hindia Belanda tahun 1914. Seorang sejarawan Belanda ternama yaitu N. J. Krom sempat menguraikannya tetapi belum ada keterangan lebih lanjut mengenai informasi keberadaan Situs Gunung Padang ini.

Puslit Arkenas sejak 1979 melakukan kajian arkeologi, sejarah, dan geologi. Akan tetapi ia tidak berhasil menemukan artefak berupa manik-manik atau peralatan perunggu. Tidak dapat ditemukannya artefak tersebut di sektiar Situs Gunung Padang menyulitkan penentuan umur situs ini.

Para arkeolog kemudian membuat kesepakatan bahwa Situs Gunung Padang bukan sebuah kuburan seperti dinyatakan oleh Krom (1914) tetapi merupakan sebuah tempat pemujaan masyarakat Sunda Kuno. Selain itu, situs ini juga dibangun dengan posisi memperhatikan pertimbangan geomantik dan astromantik. Menakjubkan bukan? Anda penasaran untuk melihatnya langsung? Silahkan datang ke Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.

Anda bisa mencapai Situs Gunung Padang dalam waktu 1,5 jam dari kota Cianjur. Anda akan melalui jalur yang naik turun. Anda bisa melalui jalur Pal Dua yang dapat ditempuh melewati Jalan Raya Cianjur—Sukabumi, dari Desa Warungkondang berbeloklah ke kanan menuju Cipadang—Cibokor—Lampegan—Pal Dua—Ciwangin—Cimanggu dan sampailah Anda di Gunung Padang. Harap hati-hati, karena rutenya lumayan berat.

Setelah puas menikmati Situs Gunung Padang, nikmati juga Sungai Citumang, komunitas Hong, Taman Wisata Bandung.  

Hotel murah di Bandung Bumi Sawunggaling Hotel, SanGria Resort & Spa, Galeri Ciumbuleuit Hotel & Apartment