Tanah Lot

Tanah lot adalah obyek wisata yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Di Tanah Lot terdapat dua pura, yang satu terletak di atas sebongkahan batu besar yang berada sekitar 100 meter dari bibir pantai, apabila air sedang pasang pura ini akan terlihat dikelilingi air laut dan satunya lagi berada di sebelah utara Pura Tanah Lot dimana pura ini terletak diatas tebing dan menjorok ke laut. Pura Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan dan juga merupakan pura laut tempat pemujaan dewa penjaga laut.

Pada lorong tebing karang di sekitar Pura Tanah Lot terdapat ular-ular belang yang jinak dan dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai penjaga pura. Di sekitar pura juga terdapat mata air tawar yang terlihat apabila air laut sedang surut. Keberadaan mata air inilah yang menjadi salah satu pertimbangan ketika tempat ini dipilih sebagai lokasi pura tersebut.

Kata Tanah Lot terdiri dari kata “Tanah” yang berarti sebagai batu karang, “Lot” atau “Lod” yang berarti laut. Jadi Tanah Lot dimaksudkan yaitu tanah yang berada di tengah laut. Pura Tanah Lot didirikan pada abad ke-15 oleh Pedanda (pendeta) Hindu bernama Bawu Rawuh atau Danghyang Nirartha yang berasal dari Kerajaan Majapahit dalam perjalanannya untuk menyebarkan agama Hindu dari tanah Jawa. Sebelum memberikan petunjuk untuk mendirikan pura di tempat ini, beliau merasakan adanya getaran-getaran kesucian dan mendapatkan kesempurnaan bathin.

Menurut Legenda, Danghyang Nirartha yang menganut ajaran Hindu berhasil menguatkan kepercayaan masyarakat setempat tentang ajaran Agama Hindu. Seorang pemimpin suci di tempat itu yang bernama Bendesa Beraban merasa tersaingi karena banyak pengikutnya menjadi pengikut Danghyang Nirartha. Kemudian Bendesa menyuruh Danghyang Nirartha pergi meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi tapi sebelum meninggalkan Tanah Lot dengan segala kekuatannya ia memindahkan Bongkahan Batu ketengah pantai dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warnanya hitam berbelang kuning. Akhir cerita Bendesa Beraban merasa takjub dan kemudian menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

Pada saat Odalan atau hari raya di Pura yang diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Budha Cemeng Langkir. Saat itu, banyak terlihat orang Bali yang datang bersembahyang di Pura ini.

Tanah lot menawarkan keindahan pemandangan matahari tenggelam bagi setiap pengunjungnya. Tak heran jika pada sore hari tanah lot biasanya ramai dikunjungi oleh turis-turis yang ingin melihat keindahan sunset di sini. Bagi pengunjung yang ingin melihat keindahan panorama tanah lot bisa menikmatinya di sunset terrace. Di sini terdapat beberapa restorant yang menyediakan makanan dan minuman khas Bali, dimana pengunjung bisa bersantai menikmati pemandangan tanah lot sambil ditemani es kelapa muda atau secangkir kopi.

Di tanah lot juga terdapat Surya Mandala, yaitu sebuah tempat yang tepat untuk pagelaran kesenian, pameran, konferensi, dan tentunya dapat pula untuk menikmati pemandangan dan bersantai. Di sini juga digelar pagelaran kesenian tarian kecak setiap hari dengan tiket Rp. 50.000/orang.

Bagi pengunjung yang ingin membeli cinderamata dan oleh-oleh khas Bali, terdapat pasar seni di sepanjang jalan dari pintu masuk sampai pintu gapura area pura. Disini banyak pedagang yang menggelar dagangannya di kios-kios, dari baju-baju khas Bali, kerajinan bali, hingga lukisan yang beraneka ragam. Jangan lupa untuk menawar barang yang anda ingin beli, karena disini barang biasanya ditawarkan dengan harga lebih tinggi.

Rate this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *