Jembatan Petekan, Jembatan Canggih Jaman Belanda

Jembatan Petekan Jembatan Canggih Jaman Belanda | Molly Wisata 2024

Mollyrentcar.com – Jembatan Petekan ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal tahun 1900-an bekerjasama dengan NV Bratt & Co. Jembatan ini dapat dinaikkan turunkan, sehingga pada masa itu menjadi jembatan yang cukup canggih. Di jamannya, jembatan ini berperan besar menggerakkan roda ekonomi rental mobil terpercaya Surabaya. Daerah sekitar Jembatan Petekan seperti Kembang Jepun dan Ampel juga ikut menuai imbas dari ramainya kapal-kapal yang singgah.

Dulu, kapal-kapal dagang yang menuju dan meninggalkan Surabaya dari sungai Kalimas melewati jembatan ini. Tujuan kapal-kapal tersebut ke Pulau Madura. Para rentang tahun 1960-1970 para pedagang mengambil barang di Surabaya dan mengirimkan barangnya dengan kapal-kapal tradisional melewati bawah jembatan ini (1960-1970).

Jembatan Petekan

Jika kapalnya terlalu besar, maka jembatan itu dibukas setelah lewat, jembatan diturunkan kembali. Jembatan dapat naik dan turun dengan cara ditekan. Oleh karenanya orang-orang sekitar kemudian menyebutnya sebagai Jembatan Petekan. Dalam bahasa Jawa Petekan artinya “dipencet” atau “ditekan”.

Jembatan Petekan berada di kawasan Surabaya Utara, tepatnya di Jalan Jakarta tak jauh dari situ terdapat Monumen Jalesveva Jayamahe dan Pelabuhan Kalimas. Dari gerbang Markas Komando Daerah Timur Republik Indonesia yang menjadi pintu masuk Monumen Jalesveva Jayamahe, jarak jembatan ini hanya 100 meter. Tak begitu jauh di sebelah timur jembatan ini ada Masjid Ampel. Sementara di arah selatan jembatan, terdapat Jembatan Merah yang juga berada di atas sungai Kalimas.

Jembatan Petekan 2

Di sepanjang jalur Sungai Kalimas ini setidaknya ada delapan obyek yang menarik untuk dikunjungi. Dari arah utara ada Jembatan Petekan, kemudian Jembatan Merah, tempat terbunuhnya Brigadir Mallaby pada November 1945.

Semakin ke selatan ada Jembatan Jagalan, Pasar Peneleh, Monumen Kapal Selam atau yang biasa disingkat Monkasel. Di sebelah selatan terdapat Pasar Bunga Kayoon yang dikenal sebagai pasar bunga terbesar di Surabaya. Lalu Jembatan BAT dan pintu air Jagir.

Saat ini jembatan tidak lagi berfungsi karena digantikan dengan bangunan yang baru pada tahun 1990-an. Jembatan yang tepat berada di sebelahnya itu sering disebut dengan nama Ophaal Brug. Dua jembatan bersejarah ini pernah ambruk, yaitu pada tahun 1992 dan 2000. Saat itu beberapa badan jembatan jatuh ke dalam sungai.

Artikel Terkait: Rental Mobil Dukuh

Kendati kondisinya kini kumuh, namun jembatan ini menjadi bangunan yang sangat penting pada masa lampau. Hal itu tersirat dalam tulisan berjudul “Bangunan Cagar Budaya Ferwedarbrug/Jembatan Petekan. Konstruksi Jembatan Peninggalan Kolonial sebagai Penunjang Kawasan Kota Lama. Sesuai Surat Keputusan Wali Kota Surabaya 188.45/004/402.1.04/1998 nomor urut 47 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Tahun 2008.”

Untuk menuju jembatan ini, wisatawan dapat memulainya dari terminal Bungurasih. Kemudian naik bus kota yang menuju Terminal Bratang. Setelah sampai di Bratang, wisatawan dapat menggunakan angkutan kota menuju Ujung Baru. Sebelum sampai ke Ujung Baru, hendaknya wisatawan menentukan untuk turun di Petekan.

Sementara jika naik kendaraan sendiri, wisatawan dapat menuju ke arah Perak. Setelah melewati perempatan Barunawati, kemudian berbalik arah. Belok kiri lalu setibanya di Jalan Jakarta tak jauh dari situ terdapat perempatan yang dikenal dengan nama perempatan Golden. Dari situ jembatan hanya Kurang lebih 100 meter.

5/5 - (14 votes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *