Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa. Taman ini mempunyai luas sekitar 1,206 km² (443 km² diantaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia. Taman Nasional Ujung Kulon adalah suaka margasatwa terakhir bagi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Ujung Kulon merupakan habitat badak yang saat ini hanya tersisa sekitar 60 ekor. Ujung Kulon adalah Taman Nasional pertama dan utama di Indonesia, yang dirancang sebagai cagar alam sejak tahun 1921. Ujung Kulon merupakan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah terbesar di Jawa bagian barat.

Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemiaspeciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata) dan berbagai macam jenis anggrek. Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan, dan 33 jenis terumbu karang.

Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas). Di laut yang mengitari taman nasional dapat ditemukan kerang besar, ikan badut, ikan bidadari, ikan kakatua, dan ikan gelodok yang senang melompat-lompat di daratan berlumpur dan dapat memanjat pohon, dan ikan archer fish yang dapat meloncat ke atas air dengan ketinggian lebih dari 2 meter untuk menangkap serangga.

Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1992, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas.

Beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi:

  • Tamanjaya dan Cibiuk. Pintu masuk utama dengan fasilitas pusat informasi, wisma tamu, dermaga, sumber air panas.
  • Pantai Kalejetan, Karang Ranjang, Cibandawoh. Fenomena gelombang laut selatan dan pantai berpasir tebal, pengamatan tumbuhan dan satwa.
  • Pulau Peucang. Pantai pasir putih, terumbu karang, perairan laut yang biru jernih yang sangat ideal untuk kegiatan berenang, menyelam, memancing, snorkeling dan tempat ideal bagi pengamatan satwa satwa rusa di habitat alamnya.
  • Karang Copong, Citerjun, Cidaon, Ciujungkulon, Cibunar, Tanjung Layar, dan Ciramea. Menjelajahi hutan, menyelusuri sungai, padang pengembalaan satwa, air terjun dan tempat peneluran penyu.
  • Pulau Handeuleum, Cigenter, Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak Jawa dan berbagai macam jenis burung), menyelusuri sungai di ekosistem hutan mangrove.
  • Pulau Panaitan, dan Gunung Raksa. Menyelam, berselancar, dan wisata budaya/ sejarah.

Taman Nasional Ujung Kulon dapat diakses dari Jakarta menuju Serang melalui jalan tol, lalu ke Labuan. Ujung Kulon dapat dijangkau dengan speedboat sewaan dari Labuan ke Pulau Peucang dengan waktu tempuh 5 jam. Atau dapat juga menggunakan mobil selama 3½ jam dari Labuan ke Tamanjaya.

Rate this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *