Wisata Ziarah di Gunung Kawi, Sarat Sejarah dan Nuansa Magis

Wisata Ziarah di Gunung Kawi Sarat Sejarah dan Nuansa Magis | Molly Wisata 2024

Mollyrentcar.com – Menurut legenda di Indonesia, gunung adalah tempat bersemayamnya para dewa. Gunung juga disebut sebagai tempat yang sarat dengan nuansa mistis. Itu sebabnya para pendaki tidak hanya harus menguasai medan tetapi juga memperhatikan tingkah laku selama proses pendakian. Nah, pesona gunung sebagai destinasi yang memiliki nilai sejarah dan magis juga bisa Anda temukan saat berwisata dengan Rental mobil Surabaya dengan sopir. Penasaran ?

Gunung Kawi adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur dan terletak di ketinggian 500 sampai 3000 meter di atas permukaan laut. Gunung Kawi berada di Kecamatan Wonosari, atau kawasan yang dulu sering disebut Ngajum, Kabupaten Malang.

Wisata Ziarah di Gunung Kawi

Nama Ngajum berubah menjadi Wonosari karena di tempat ini terdapat obyek wisata spiritual, berupa makam Eyang Raden Mas Kyai Zakaria alias Mbah Djoego, dan Raden Mas Imam Sujono alias Mbah Sujo. ‘Wono’ berarti ‘hutan sedangkan ‘sari’ berarti ‘inti’. Namun bagi warga setempat, ‘Wonosari’ dimaksudkan sebagai pusat rezeki yang dapat menghasilkan uang secara cepat. Tempat ini berkembang menjadi daerah tujuan wisata ziarah sejak tahun 1980-an.

Sosok RM Imam Soedjono dan Kanjeng Zakaria II alias Mbah Djoego memang tak bisa dipisahkan dari Pesarean Gunung Kawi. Mereka adalah para tokoh bangsawan yang ikut menentang penjajah dibawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro. Konon, Gunung Kawi juga pernah menjadi tempat pertapaan Prabu Kameswara, pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu tahun 1200 Masehi. Setelah bertapa di tempat ini, sang prabu berhasil menyelesaikan kekacauan politik di kerajaannya. Kini petilasan ini menjadi tempat pemujaan. Maka tak heran, berbagai mitos mengenai pesugihan pun melekat pada gunung ini.

Artikel Terkait: Rental Mobil Tanah Sereal

Obyek wisata ini banyak dikunjungi wisatawan, khususnya mereka yang memiliki kepercayaan bahwa Gunung Kawi bisa memberikan banyak berkah pada berbagai usaha. Saat berkunjung ke gunung ini, suasana magis akan terasa sangat kental. Terdapat beberapa tempat atau petilasan untuk orang-orang yang berdoa dan memohon berkat untuk kesuksesan usaha, jodoh atau banyak hal lainnya.

Wisata Ziarah di Gunung Kawi

Di lokasi ini juga terdapat beberapa tempat pemujaan, seperti pohon beringin tua berakar lima, makam Eyang Jayadi dan Raden Ayu Tunggul Wati yang merupakan keturunan Raja Kediri bertarikh 1221 Masehi. Gunung Kawi juga dikenal sebagai ‘kota’ di pegunungan. Di sepanjang jalan menuju gunung Kawi, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan berupa arsitektur khas Tiongkok. Ada pula kuil atau kelenteng tempat para pengikut Kong Hu Chu menjalankan ibadah. Di tempat ini juga terdapat banyak losmen atau motel sebagai sarana menginap para peziarah atau pengunjung Gunung Kawi.

di tempat ini selalu diadakan upacara ritual hari wafatnya Mbah Djoego. Tanggal wafat Mbah Djoego adalah 12 Sura 1876. Menurut kalender Saka (Jawa/Aboge) ziarahnya dilakukan pada sore hari sebelumnya pada pukul 16.00, sedangkan selamatannya pada pukul 19.00. Namun masyarakat Jawa Timur mengadakan upacara ritual tersebut saat menjelang hari Senin Pahing dan juga hari menjelang Legi.

Hari tersebut dipandang keramat oleh masyarakat. Ritual dilakukan dengan meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan hingga berbulan-bulan. Selain itu, di pesarean Gunung Kawi ini biasanya juga digelar ritual pertunjukan wayang kulit. Ketika bulan Sura inilah Gunung Kawi akan lebih ramai oleh peziarah.

Tidak ada persyaratan khusus untuk berziarah ke tempat ini. Peziarah hanya perlu membawa bunga sesaji dan menyisipkan uang secara sukarela. Namun para peziarah yakin, semakin banyak mengeluarkan uang atau sesaji, semakin banyak berkah yang akan didapat. Untuk masuk ke makam keramat, para peziarah bersikap seperti hendak menghadap raja yaitu berjalan dengan lutut.

Di dalam bangunan makam, pengunjung tidak boleh memikirkan sesuatu yang tidak baik serta disarankan untuk mandi keramas sebelum berdoa di depan makam. Hal ini menunjukkan simbol bahwa wisatawan harus suci lahir dan batin sebelum berdoa.

Selain pesarean sebagai fokus utama tujuan para pengunjung, terdapat tempat-tempat lain yang dikunjungi para peziarah. Tempat-tempat ini ‘dikeramatkan’ dan dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mendatangkan keberuntungan, antara lain rumah padepokan Eyang Sujo, dua buah guci kuno peninggalan Eyang Jugo, dan pohon yang dianggap mendatangkan keberuntungan yaitu pohon dewandaru atau pohon kesabaran.

Gunung Kawi dapat ditempuh dari Kota Malang selama hampir 2 jam perjalanan, melewati Kota Kepanjen Kabupaten Malang. Dari sini, banyak petunjuk jalan menuju arah Gunung Kawi dan dari kejauhan sudah kelihatan puncak gunung. Semakin mendekati arah gunung, jalan semakin naik. Beberapa kali tanjakan dan tikungan tajam. Sesampainya disana, ada tulisan “Lokasi Wisata Ritual Pesarehan Gunung Kawi”. Untuk mencapai lokasi tujuan, Anda harus jalan kaki kira-kira 150-200 meter.

Gunung ini berdekatan dengan Gunung Butak. Selain itu, wisata gunung lainnya yang tak kalah menarik adalah Pegunungan Tengger, Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Selama berada di Malang, Anda bisa menginap di Mutiara Hotel, Santika Premiere Malang Hotel, Ollino Garden Hotel, atau Regent’s Park Hotel.

5/5 - (4 votes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *