Pantai Parangtritis

Parangtritis merupakan sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir Samudra Hindia yang terletak kurang lebih 25 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta. Pantai Parangtritis memiliki keindahan alam yang merupakan perpaduan antara laut dan bukit-bukit pasir, meskipun ombak disana ada kalanya cukup besar. Angin yang bertiup kencang pada musim-musim tertentu membuat pantai Parangtritis cocok sebagai tempat pelaksanaan festival layang-layang. Parangtritis merupakan objek wisata pantai yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Depok, Baron, Kukup, Krakal, dll. selain ombak yang besar juga adanya gunung – gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai, dimana gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Oleh tiupan angin, permukaan pasir di bukit-bukit ini membentuk ‘lukisan alam‘ yang indah. Pada musim hujan, di beberapa cekungan di antara bukit-bukit pasir ini seringkali terbentuk danau semacam oase.

Nama Parangtritis mempunyai sejarah tersendiri. Syahdan, jaman dahulu kala seseorang pangeran bernama Dipokusumo yang melarikan diri dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah tersebut untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang yg artinya batu dan tumaritis yang bisa diartikan sebagai tetesan air.

Pantai Parangtritis juga memiliki kaitan mistis dengan Keraton Yogyakarta, yaitu sebagai tempat pelaksanaan upacara “labuhan” di Parangkusumo. Dimana di pantai tersebut terdapat tempat konon untuk pertemuan antara Raja Yogyakarta dengan Ratu Laut Selatan. Pada hari-hari tertentu (biasa bulan suro) di sini dilakukan persembahan sesajian (Labuhan) bagi Ratu Laut Selatan atau dalam bahasa Jawa disebut Nyai Rara Kidul. Ada kepercayaan unik di Parangtritis. Boleh percaya boleh tidak bahwa memakai pakaian berwarna hijau di Parangtritis bisa membawa petaka. Menurut kepercayaan masyarakat setempat warna hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul, sehingga dikhawatirkan yang memakai baju/kaos hijau akan diseret ombak ke laut karena dikehendaki oleh sang penguasa laut selatan. Pantai Parangtritis menjadi tempat kunjungan utama wisatawan terutama pada malam tahun baru Jawa (1 muharram/Suro).

Banyak sisi menarik apabila kita berwisata ke Parangtritis. Pemandangan alamnya yang indah tentu saja yang menjadi sajian utama. Untuk menikmatinya, kita bisa sekedar berjalan kaki menyusuri pantai. Atau jika nggak mau capai kita juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar kita melewati rute serupa. Selain bendi ada pula tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi pantai.

Bersantai di gubug-gubug yang berjajar di pinggir pantai merupakan pengalaman yang menarik. Di dekat Parangtritis terdapat sumber air panas, Parangwedang. Konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut.

Selain pemandangan alamnya ternyata di Parangtritis ada juga tempat bersejarah yang terdapat di sekitar pantai. Salah satunya adalah Makam Syeh Bela Belu yang terletak di jalan menuju pantai. Kita bisa naik melalui tangga yang menghubungkan jalan raya dengan bukit tempat makam sakral ini. Umumnya, banyak peziarah datang pada hari Selasa kliwon.

Lalu ada pula wisata gua, Gua Langse namanya. Untuk menuju Gua Langse harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 km dan melalui tebing setinggi 400 meter dengan sudut kemiringan yg sangat terjal. Untuk memasuki gua yang juga sering disebut sebagai Gua Ratu Kidul ini, anda harus meminta ijin pada juru kuncinya terlebih dahulu.

Rate this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *