Keunikan Candi Kidal, Tempat Pendarmaan Raja Anusapati

Keunikan Candi Kidal Tempat Pendarmaan Raja Anusapati | Molly Wisata 2024

Mollyrentcar.com – Selain penuh obyek wisata alam, Malang juga memiliki destinasi wisata sejarah yang sayang untuk dilewatkan. Beberapa situs peninggalan sejarah dapat kita temui di rental mobil Surabaya. Salah satunya adalah Candi Kidal.

Mungkin belum banyak orang yang mengenal Candi Kidal sebab candi ini memang belum terkenal seperti Candi Singosari. Padahal jika ditelusuri, Candi Kidal tidak kalah menarik. Situs purbakala ini bisa menjadi pilihan wisata yang menyenangkan, terutama bagi Anda yang menyukai wisata budaya dan sejarah.

Candi Kidal terletak di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, tepatnya sekitar 20 km ke arah timur dari kota Malang. Konon situs ini dibangun pada masa peralihan kekuasaan dari Kerajaan Airlangga ke Kerajaan Kediri, atau sekitar pertengahan abad 12. Uniknya, candi ini merupakan candi pemujaan paling tua di Jawa Timur.

Candi Kidal tepatnya dibangun pada 1248 M, setelah upacara pemakaman ‘Cradha’ untuk Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari. Tujuan pembangunan candi ini adalah untuk mendarmakan Raja Anusapati, agar sang raja mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa. Yang menarik dari Candi Kidal adalah relief kisah garuda yang dipahat paling lengkap dibandingkan dengan candi-candi lainnya di Jawa.

Candi Kidal

Kisah garuda yang terukir cantik di situs bersejarah ini diambil dari salah satu serat Jawa Kuno mengenai Garudheya. Masyarakat Jawa Kuno khususnya yang mendapat pengaruh Hinduisme meyakini dan percaya pada cerita ini. Mitos Garudheya mengisahkan perjuangan seekor garuda yang berhasil membebaskan ibunya dari perbudakan dengan tebusan air suci amerta (air kehidupan).

dibuat untuk memenuhi amanat Anusapati yang ingin meruwat Ken Dedes, ibunda yang sangat dicintainya. Mitos Garudheya tertuang secara lengkap dalam relief di seputar kaki candi. Untuk membacanya digunakan teknik prasawiya (berlawanan dengan arah jarum jam), dimulai dari sisi selatan. Relief pertama menggambarkan seekor garuda menggendong 3 ekor ular besar, relief kedua melukiskan seekor garuda dengan kendi diatas kepalanya, dan relief ketiga garuda menggendong seorang wanita. Di antara ketiga relief tersebut, yang tampak masih utuh dan paling indah adalah relief kedua.

Oya, nama Candi Kidal sendiri diambil dari keunikan relief yang terdapat di makam Raja Anusapati ini. Dalam bahasa Jawa Kuno ‘kidal’ berarti kiri. Tidak seperti candi pada umumnya yang mengukir hiasan searah jarum jam atau berputar ke kanan, di Candi Kidal relief diukir sebaliknya ke arah kiri.

Artikel Terkait: Rental Mobil Kebon Pala

Bangunan candi seluruhnya terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal. Tubuh candi berdiri di atas batur (kaki candi) setinggi sekitar 2 m. Untuk mencapai selasar di lantai kaki candi dibuat tangga batu tepat di depan pintu. Menariknya, anak tangga dibuat tipis-tipis sehingga dari kejauhan tidak tampak seperti tangga masuk.

Uniknya, pada tangga batu ini tidak dilengkapi pipi tangga berbentuk ukel sebagaimana dijumpai di candi lainnya. Namun di kiri-kanan anak tangga pertama terdapat badug (tembok rendah) berbentuk siku yang menutup sisi samping dan sebagian sisi depan kaki tangga. Badug seperti ini tidak terdapat di candi lainnya.

Pintu candi Kidal menghadap ke barat, dilengkapi bilik penampil dengan hiasan kalamakara (kepala Kala) di atas ambangnya. Hiasan kepala kala ini tampak menyeramkan, matanya melotot dan mulut terbuka serta 2 taring besar dan bengkok memberi kesan dominan.

Candi Kidal (1)

Di tambah lagi, pada sudut kiri dan kanan terdapat jari tangan dengan mudra (sikap) mengancam, membuat kesan seram patung ini makin sempurna. Di kiri dan kanan pintu terdapat relung kecil tempat meletakkan arca yang dilengkapi dengan bentuk ‘atap’ di atasnya. Di atas ambang relung-relung ini juga terdapat hiasan kalamakara.

Keunikan lainnya dari candi yang memiliki luas 35 m2 ini terletak pada atapnya. Atap Candi Kidal berbentuk kotak bersusun tiga, makin ke atas makin mengecil. Puncaknya tidak runcing, melainkan persegi datar dengan permukaan yang cukup luas serta tidak dihiasi stupa. Konon dulu di setiap sudut lapisan atap candi dipasang sebuah berlian kecil.

Pada dinding dan sekeliling kaki candi dihiasi pahatan bermotif medalion yang berjajar diselingi bingkai bermotif bunga dan sulur-suluran. Di kiri dan kanan pangkal tangga serta di setiap sudut yang menonjol ke luar terdapat patung binatang mirip singa dalam posisi duduk. Patung-patung ini terlihat seperti sedang menyangga pelipit atas kaki candi yang menonjol keluar dari selasar.

Jika menelusuri relief-relief di candi Kidal dengan seksama, akan terlihat betapa indah dan megah candi peninggalan Kerajaan Singasari ini. Situs-situs bersejarah lainnya yang dapat Anda kunjungi di Malang yaitu Candi Jago, Candi Singosari, dan Candi Badut. Selama di kota ini, Anda dapat menginap di Hotel Trio Indah, Santika Premiere Malang Hotel, Regent’s Park Hotel, atau Hotel Sahid Montana.

5/5 - (48 votes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *