Bali

Bali adalah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara, dengan Denpasar sebagai ibu kotanya. Pulau Bali, pulau terbesar di provinsi ini, dijuluki sebagai Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Pada tahun 2020, jumlah penduduk Bali mencapai 4.317.404 jiwa dengan kepadatan 747 jiwa/km², dan diproyeksikan meningkat menjadi 4.375.263 jiwa pada akhir 2024.
Awalnya, Bali termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil dengan ibu kota Singaraja, yang kini terbagi menjadi tiga provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selain Pulau Bali, provinsi ini mencakup pulau-pulau kecil seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, Serangan, dan Menjangan. Secara geografis, Bali berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok, dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu.
Bali terkenal secara global sebagai destinasi pariwisata yang menawarkan keunikan seni, budaya, dan mitosnya, terutama menarik wisatawan dari Jepang dan Australia. Julukan seperti Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura semakin memperkuat identitasnya sebagai destinasi wisata yang kaya akan tradisi dan keindahan alam.
Daftar Isi
Geografi
Pulau Bali, bagian dari Kepulauan Sunda Kecil, terletak sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara geografis, Bali berada di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur, dengan iklim tropis seperti wilayah Indonesia lainnya. Pulau ini memiliki panjang 153 km dan lebar 112 km, dengan titik tertinggi di Gunung Agung (3.148 m), yang terakhir meletus pada 1963. Gunung Batur, gunung berapi lainnya, pernah meletus sekitar 30.000 tahun lalu, menciptakan bencana besar.
Bali terbagi secara topografis: bagian utara memiliki dataran rendah sempit dan tidak landai, sementara bagian selatan memiliki dataran rendah yang luas dan landai. Di tengah pulau, terdapat pegunungan memanjang dari barat ke timur, termasuk Gunung Batur, Gunung Agung, dan gunung non-berapi seperti Gunung Merbuk, Patas, dan Seraya. Kemiringan lahan di Bali bervariasi, mulai dari datar (0-2%) hingga sangat curam (>40%). Provinsi ini juga memiliki empat danau pegunungan: Beratan (Bedugul), Buyan, Tamblingan, dan Batur.
Denpasar adalah ibu kota Bali, sementara Ubud dikenal sebagai pusat seni dan relaksasi di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan, di Kabupaten Klungkung, populer untuk diving. Destinasi wisata utama seperti Kuta, Seminyak, Jimbaran, dan Nusa Dua terletak di Kabupaten Badung, menawarkan pantai, spa, dan fasilitas istirahat.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km² (0,29% dari luas Indonesia), terbagi menjadi 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan. Keindahan alam dan budayanya menjadikan Bali salah satu destinasi wisata terkemuka di dunia.
Demografi
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri akhir 2024, penduduk Bali berjumlah 4.375.263 jiwa, dengan mayoritas etnis Bali. Sebanyak 86,40% penduduk menganut agama Hindu, sementara agama lain meliputi Islam (10,28%), Kristen (2,62%, terdiri dari Protestan 1,76% dan Katolik 0,86%), Buddha (0,68%), Konghucu (0,01%), dan kepercayaan lain (<0,01%). Pemeluk Hindu umumnya berasal dari suku Bali, sedangkan pemeluk Islam kebanyakan dari suku Jawa, Sunda, Sasak, dan Melayu. Pemeluk Kristen biasanya berasal dari Nusa Tenggara Timur, Papua, Batak, Minahasa, dan Tionghoa. Terdapat pula desa Blimbing Sari di Jembrana, yang mayoritas penduduknya adalah suku Bali beragama Kristen dengan gereja bergaya pura.
Mayoritas penduduk Bali adalah suku Bali, yang kaya akan budaya seperti tari Kecak dan festival Ogoh-ogoh, menjadikan Bali destinasi wisata utama di Indonesia. Selain pariwisata, penduduk Bali juga bergerak di sektor pertanian (seperti sistem Subak), perikanan, dan seni. Bahasa yang digunakan meliputi bahasa Indonesia, Bali, dan Inggris (khususnya di sektor pariwisata). Masyarakat Bali umumnya bilingual atau trilingual, dengan bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan utama. Penggunaan dialek bahasa Bali tradisional, yang terkait dengan sistem catur warna dan klan dalam agama Hindu, semakin berkurang seiring waktu.
Sejarah
Selama Perang Dunia II, Jepang menduduki Bali, dan I Gusti Ngurah Rai, seorang perwira militer, membentuk pasukan pejuang kemerdekaan. Setelah Jepang menyerah pada Agustus 1945, Belanda kembali ke Indonesia, termasuk Bali, untuk mengembalikan kekuasaan kolonialnya. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang menggunakan senjata peninggalan Jepang. Pada 20 November 1946, terjadi Pertempuran Puputan Margarana di Desa Marga, Tabanan, di mana Kolonel I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya melakukan serangan habis-habisan melawan Belanda. Seluruh anggota pasukan Bali tewas, menandai perlawanan militer terakhir di Bali.
Pada 1946, Belanda menjadikan Bali bagian dari Negara Indonesia Timur, sebuah negara saingan Republik Indonesia. Namun, pada 29 Desember 1949, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, dan Bali resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat. Pada 1950, Bali meninggalkan perserikatan dengan Belanda dan menjadi provinsi resmi Indonesia.
Letusan Gunung Agung pada 1963 mengguncang perekonomian Bali, memicu transmigrasi penduduk ke wilayah lain di Indonesia. Pada 1965, setelah kegagalan kudeta G30S, terjadi penumpasan anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Bali, dengan korban diperkirakan lebih dari 100.000 orang tewas atau hilang. Peristiwa ini hingga kini belum terungkap secara hukum.
Bali juga menghadapi serangan teroris, yaitu Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 di Kuta, yang menewaskan 202 orang dan melukai 209 lainnya. Bom Bali II pada 2005 terjadi di Kuta dan Jimbaran. Serangan ini mendapat liputan internasional luas karena banyak korban adalah wisatawan asing, mengakibatkan tantangan berat bagi industri pariwisata Bali selama beberapa tahun.
Budaya
Arsitektur dan Filosofi Rumah Bali
Rumah tradisional Bali dirancang berdasarkan Asta Kosala Kosali, bagian dari Weda yang mengatur tata letak bangunan. Filosofi Tri Hita Karana menjadi dasar pembangunan rumah, menekankan harmoni antara tiga aspek: pawongan (penghuni rumah), palemahan (hubungan dengan lingkungan), dan parahyangan (spiritualitas). Arsitektur Bali kaya akan hiasan, ukiran, dan warna yang mengandung makna simbolis, termasuk bentuk fauna sebagai simbol ritual.
Musik Tradisional Bali
Musik Bali mirip dengan daerah lain di Indonesia, terutama dalam penggunaan gamelan, namun memiliki kekhasan dalam teknik dan komposisi. Contohnya adalah kecak, nyanyian meniru suara kera, serta berbagai jenis gamelan seperti jegog, gong gede, dan angklung untuk upacara ngaben. Musik modern seperti Gamelan Gong Kebyar dan Joged Bumbung juga berkembang. Musik Bali memengaruhi daerah sekitar seperti Banyuwangi dan Lombok.
Seni Tari Bali
Tari Bali terbagi menjadi tiga kategori:
Wali: Tari sakral seperti Sang Hyang Dedari dan Baris Gede.
Bebali: Tari upacara dan pertunjukan seperti Gambuh dan Topeng Pajegan.
Balih-balihan: Tari hiburan seperti Legong, Arja, dan Kecak.
Tari Kecak, diciptakan tahun 1930-an oleh Wayan Limbak dan Walter Spies, menjadi ikon wisata Bali. Tari Pendet juga populer di kalangan wisatawan.
Pakaian Tradisional Bali
Pakaian Bali bervariasi berdasarkan daerah, upacara, usia, dan status sosial.
Pria: Mengenakan udeng (ikat kepala), kain kampuh, sabuk, keris, dan ornamen.
Wanita: Mengenakan gelung (sanggul), sesenteng (kemben), kain wastra, sabuk prada, dan perhiasan.
Kebaya dan alas kaki sering digunakan sebagai pelengkap.
Dengan kekayaan arsitektur, musik, tari, dan busana, Bali menawarkan warisan budaya yang mendalam dan memikat.
Pemerintah
Gubernur adalah pejabat tertinggi di pemerintahan Provinsi Bali, bertanggung jawab atas wilayah tersebut. Saat ini, I Wayan Koster menjabat sebagai gubernur, didampingi oleh wakil gubernur I Nyoman Giri Prasta. Koster, gubernur ke-9 Bali sejak pembentukan provinsi ini pada 1958 berdasarkan UU No. 64 Tahun 1958, pertama kali dilantik pada 5 September 2018 bersama wakilnya saat itu, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), setelah memenangkan Pilkada Bali 2018. Mereka menjabat hingga 2023. Setelah masa jabatan berakhir, Sang Made Mahendra Jaya ditunjuk sebagai penjabat gubernur pada 5 September 2023. Pada 20 Februari 2025, Koster kembali dilantik sebagai gubernur dengan Giri Prasta sebagai wakilnya.
Pariwisata
Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang telah mendunia, terkenal dengan keindahan alam, pantai, serta seni dan budaya yang unik. Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan beberapa daerah lain, dengan destinasi utama seperti Kuta, Legian, Seminyak, Sanur, Ubud, Jimbaran, Nusa Dua, dan Pecatu.
Bali menawarkan beragam tempat wisata menarik, antara lain:
Pantai Kuta: Pantai populer untuk berselancar dan menikmati matahari terbenam.
Pura Tanah Lot: Pura ikonik di atas batu karang.
Danau Beratan Bedugul: Danau indah dengan Pura Ulun Danu.
Garuda Wisnu Kencana (GWK): Patung raksasa dan taman budaya.
Pantai Lovina: Dikenal dengan lumba-lumba dan suasana tenang.
Pura Besakih: Pura terbesar dan tersuci di Bali.
Uluwatu: Pura di tebing dengan pemandangan laut spektakuler.
Tegallalang: Sawah terasering yang indah.
Ubud: Pusat seni, budaya, dan alam.
Pulau Menjangan: Destinasi snorkeling dan diving.
Selain itu, Bali juga menawarkan wisata edukasi untuk anak-anak, seperti kebun binatang, museum tiga dimensi, taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura. Dengan keindahan alam, budaya, dan fasilitas wisata yang lengkap, Bali tetap menjadi destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api, tetapi jaringan jalannya tergolong baik, terutama menuju destinasi wisata seperti Kuta, Legian, Sanur, Nusa Dua, dan Ubud. Sebagian besar penduduk menggunakan kendaraan pribadi karena transportasi umum kurang memadai, kecuali taksi dan angkutan pariwisata. Saat ini, transportasi massal sedang dikembangkan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.
Fasilitas transportasi lebih baik di Bali Selatan (Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Sanur) dibandingkan Bali Utara. Beberapa moda transportasi umum di Bali meliputi:
Dokar: Kendaraan tradisional ditarik kuda.
Ojek: Taksi motor, sebagian sudah berbasis aplikasi.
Bemo/Angkot: Melayani rute dalam dan antarkota.
Teman Bus: Melayani rute di wilayah Sarbagita dan rencananya merambah ke Bangli.
Taksi: Sebagian besar sudah berbasis aplikasi.
Komotra: Bus untuk kawasan pantai Kuta.
Bus: Melayani rute antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan Pulau Jawa melalui kapal feri dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) ke Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) dengan waktu tempuh 30-45 menit. Untuk ke Pulau Lombok, feri berangkat dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar dengan waktu tempuh 4-5 jam, tergantung cuaca.
Transportasi Udara
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yang menghubungkan Bali dengan kota-kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Timor Leste, Tiongkok, dan Jepang. Landasan pacu bandara ini dapat dilihat dari pantai, menjadi hiburan tambahan bagi wisatawan.
Terminal Darat Antar Pulau
Bali memiliki dua terminal utama: Terminal Ubung-Denpasar dan Terminal Mengwi, yang melayani rute ke Jawa dan Lombok. Terminal Ubung melayani rute seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Madura, dan Jember. Bus antarpulau tersedia dalam kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif. Terminal ini ramai pada pukul 15.00–18.00 WITA, saat banyak bus berangkat ke kota tujuan. Wisatawan disarankan waspada terhadap calo tiket di terminal ini.
Dengan infrastruktur transportasi yang terus berkembang, Bali berupaya meningkatkan kenyamanan bagi penduduk dan wisatawan.
Kuliner
Provinsi Bali menawarkan beragam kuliner khas yang didominasi oleh olahan daging ayam dan babi. Beberapa hidangan terkenal dari Bali antara lain:
Ayam Betutu: Ayam yang dimasak dengan bumbu khas Bali.
Babi Guling: Babi panggang dengan bumbu tradisional.
Sambal Matah: Sambal mentah dengan citarasa segar.
Lawar: Campuran sayuran, daging, dan kelapa.
Sate Lilit: Sate khas Bali berbahan daging cincang dan bumbu.
Bebek Betutu: Bebek yang dimasak mirip dengan Ayam Betutu.
Tum: Olahan daging atau ikan yang dibungkus daun pisang.
Urutan: Sosis babi khas Bali.
Hidangan lain yang populer meliputi Jukut Urab, Sate Kablet, Sate Pentul Bali, Jukut Ares, dan Nasi Tepeng. Kuliner Bali menawarkan cita rasa unik yang menggabungkan rempah-rempah khas dan teknik memasak tradisional.