Syekh Bela-Belu: Dai Multikultural Abad ke-16 di Yogyakarta

Syekh Bela-Belu

Yogyakarta dikenal sebagai “Kota Pelajar” karena banyaknya perguruan tinggi yang ada di sana. Kota ini juga terkenal dengan gudeg, makanan khasnya. Namun, ada sisi lain dari Yogyakarta yang jarang disorot, yaitu sebagai “kota multikultural.” Sebutan ini dapat ditemukan melalui jejak sejarah yang masih terjaga di kota ini. Selain terkenal dengan keraton, Tugu Golong Gilig, Merapi, Panggung Krapyak, dan Pantai Parangtritis, Yogyakarta juga menyimpan banyak situs bersejarah, salah satunya adalah makam-makam para wali, termasuk Syekh Jumadil Kubro, Syekh Maulana Maghribi, dan Syekh Bela-Belu yang terletak di Parangkusumo, Bantul.

Hikayat Syekh Bela-Belu

Syekh Bela-Belu, yang juga dikenal dengan nama Raden Jaka Bandhem, adalah seorang ulama besar yang hidup antara abad ke-15 hingga ke-16. Beliau adalah putra dari Brawijaya V, Raja Majapahit, dan memiliki saudara kandung, Syekh Dami Aking. Setelah menempuh pendidikan di Makkah, Syekh Bela-Belu kembali ke tanah air untuk menyebarkan Islam di Yogyakarta. Di sini, ia bertemu dengan Syekh Maulana Maghribi, seorang ulama asal Persia.

Bagi para wisatawan religius yang berkunjung ke Bantul, Yogyakarta, makam Syekh Bela-Belu di Parangkusumo dapat dengan mudah ditemukan, berdekatan dengan makam Syekh Maulana Maghribi yang terletak di Parangtritis. Kedua makam ini hanya berjarak sekitar 900 meter atau sekitar 16 menit berjalan kaki. Selain itu, di kompleks pemakaman Syekh Bela-Belu, terdapat juga makam Syekh Dami Aking, yang merupakan saudara dekatnya. Keduanya dikenal sebagai pasangan dakwah yang bekerja sama menyebarkan ajaran Islam.

Sejarah Parangkusumo dan Parangtritis Sebelum dan Setelah Islam

Sebelum kedatangan Islam, wilayah Parangkusumo-Parangtritis sudah dianggap sebagai tempat yang sakral sejak abad ke-10. Di daerah ini, masyarakat melakukan pemujaan terhadap penguasa Laut Selatan. Namun, setelah kedatangan Islam, pemujaan ini tidak serta-merta hilang, melainkan bertransformasi dan berasimilasi dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Syekh Bela-Belu, Syekh Dami Aking, dan Syekh Maulana Maghribi. Salah satu tradisi lokal yang masih dilestarikan hingga kini adalah “Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri,” yang merupakan bentuk rasa syukur terhadap alam dan laut.

Dakwah Multikultural Syekh Bela-Belu

Syekh Bela-Belu

Syekh Bela-Belu dan Syekh Maulana Maghribi dikenal tidak hanya sebagai penyebar Islam di Jawa, tetapi juga sebagai tokoh yang dianggap memiliki kemampuan berkomunikasi dengan penguasa Laut Selatan. Menurut para sejarawan, kedua wali ini menjadi tokoh penting dalam penyebaran Islam di wilayah Mataram Islam. Patrick Keilbart, dalam penelitiannya, mengungkapkan bahwa masyarakat Muslim di daerah Parangkusumo-Parangtritis percaya bahwa Syekh Bela-Belu dan Syekh Maulana Maghribi berkomunikasi dengan para penguasa Laut Selatan.

Lebih jauh lagi, Hermanus Johannes de Graaf, seorang sejarawan Belanda, memberikan interpretasi mendalam mengenai legenda tentang Syekh Bela-Belu dan Syekh Dami Aking, yang menurutnya memiliki kesamaan dengan legenda masyarakat Jawa Kuno tentang Bubuksa dan Gagang Aking. Kedua tokoh dalam legenda ini, yang merupakan saudara, hidup dengan cara yang berbeda: Bubuksa dikenal suka makan dan memiliki tubuh gemuk, sementara Gagang Aking lebih sering berpuasa dan tampak kurus.

Pribumisasi Islam melalui Dakwah Multikultural

Syekh Bela-Belu tidak berusaha menghapuskan adat dan tradisi lokal seperti pemujaan terhadap kekuatan Laut Selatan. Sebaliknya, ia memahami pentingnya menjaga tradisi ini, dan mengintegrasikannya dengan ajaran Islam yang dibawanya. Dengan demikian, Islam bisa diterima dengan baik tanpa mengubah keyakinan masyarakat setempat.

Syekh Bela-Belu dan Syekh Dami Aking mengajarkan bahwa dakwah Islam dapat berjalan beriringan dengan kearifan lokal. Gerakan dakwah mereka tidak bertujuan untuk merubah pola pikir masyarakat Jawa, melainkan untuk menyelaraskan ajaran Islam dengan budaya setempat. Dengan cara ini, nilai-nilai Islam diperkenalkan melalui media adat dan tradisi yang sudah ada, menciptakan sebuah harmonisasi antara agama dan budaya lokal.

Islamisasi dan Tradisi Lokal di Nusantara

Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Syekh Bela-Belu bisa dilihat sebagai contoh dari Islamisasi yang mengedepankan lokalitas. Adat, budaya, dan tradisi lokal menjadi media yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan Islam. Islam tidak hanya dipahami sebagai sistem ajaran agama, tetapi juga sebagai nilai universal yang memperkuat adat dan tradisi lokal. Dalam hal ini, Islam menjadi inti dari ajaran tersebut, sementara adat dan tradisi lokal berfungsi sebagai saluran atau tubuh yang menghidupkan ruh tersebut.

Makam Syekh Bela-Belu

Syekh Bela-Belu, sebagai seorang ulama abad ke-16, dapat dianggap sebagai penerus tradisi dakwah multikultural yang telah dimulai oleh Walisongo. Mereka mengajarkan Islam dengan cara yang sangat dekat dengan masyarakat lokal, menggunakan bahasa, seni, kebudayaan, dan tradisi setempat. Dengan demikian, Islam dan kearifan lokal bisa saling melengkapi dan bersinergi dalam membentuk masyarakat Muslim yang khas Nusantara.

Dengan pendekatan yang inklusif dan adaptif ini, Syekh Bela-Belu telah memberikan warisan penting dalam penyebaran Islam di Indonesia, yang terus berkembang hingga hari ini.

5/5 - (2 votes)
Tempat Wisata di Jakarta Yang Lagi Hits Untuk Liburan Paling Seru

Ke Jakarta tak melulu untuk urusan bisnis, ada pilihan tempat wisata di Jakarta yang hits, [...]

9 Comments

Tempat Wisata di Pulau Jawa yang Sangat Populer

Tempat Wisata di Pulau Jawa yang Sangat Populer – Sudah mulai lelah dan jenuh dengan [...]

8 Comments

27 Tempat Wisata di Jogja yang Hits, Viral dan Terbaru

27 Tempat Wisata di Jogja yang Hits, Viral dan Terbaru – Bagi masyarakat Indonesia, kota [...]

18 Comments

Tempat Wisata Di Nusa Tenggara Timur Yang Unik

Tempat Wisata Di Nusa Tenggara Timur Yang Unik – Keindahan alam Indonesia memang tak pernah [...]

26 Tempat Wisata Di Bali Yang Hits dan Viral Mendunia

26 Tempat Wisata Di Bali Yang Hits dan Viral Mendunia – Bali, si cantik nan [...]

19 Comments

Tempat Wisata Di Jawa Tengah Paling Hits dan Bersejarah

Tempat Wisata Di Jawa Tengah Paling Hits dan Bersejarah – Indonesia merupakan negara kepulauan yang [...]

35 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *